Semarang panas,kulirik papan dirambu lalulintas “ 40˚C “.Panas yang cukup lumayan dibulan puasa . Seperti biasa siang ini aku kembali ke-galangan kapal ,melakukan wawancara untuk data skripsiku. Aku sengaja datang mendekati jam istirahat kantor agar lebih leluasa wawancara dengan beberapa bagian.
Galangan sepi, hanya terlihat beberapa pekerja harian lalu lalang menenteng plastik berisi es dan makanan. Ya plastik es dibulan puasa,tidak perlu heran. bersyukurlah kalian yang masih merasakan nikmatnya puasa dan indahnya ramdhan, bersyukurlah kalian yang selama ramadhan bekerja dg pekerjaan yang tidak mengganggu ibadah puasa. Ketauilah bekerja sebagai pekerja harian digalangan tidak mudah. Mengerjakan pekerjaan kontruksi dibawah terik yang tak sedikitpun bersahabat,berat.
Sampai diparkiran seorang pekerja yang kukenal beberapa hari sebelumnya menyapaku.
“wah masih ngambil data mbak ?”
“iya pak, ada yang lupa beberapa kemarin.dari mana pak ?” balasku sekedar basa-basi
“ beli makan ini e mbak,mumpung istirahat ”
“ wah ndak puasa pak?” sesungguhnya aku menyesal bertanya seperti ini.
“enggak mbak, bekerja kasaran begini susah mbak mau puasa,berat. Ya kalo ditanya niat ya niat mbak sebenarnya.tapi piye ya mbak gak tahan”
“walah, ngapunten lho pak”
“haha, ra popo mbak..aku sedih mbak sebenarnya wayah poso ra poso . Tapi kalo ndak kerja anak istriku makan opo mbak”
Ku balas dengan senyum tipis.
Ya tidak mudah memang puasa dengan pekerjaan seberat itu, dengan terik maha dasyat.tapi bukankah Allah akan menolong hambaNya yang taat,ah mungkin belum sampai dakwah kepada pak tejo.
Sesampai di kantor aku tidak bertemu kepala bagian yang aku cari,aku berbalik langkah mendatangi bengkel fabrikasi mungkin ada data tambahan yang bisa kudapat fikirku.
Kulihat seorang pekerja dengan cekatan merapikan peralatan lasnya. Kulitnya tampak mulai keriput, rambutnya sudah memutih tapi dia selalu terlihat ceria,selalu tersenyum dan menyapa siapapun dihadapanya. Namanya pak parmin usianya 56 tahun.
“ ndak istirahat pak min” sapaku
“ eh mbak indah, iya mbak beresin ini dulu “ katanya
“ gimana pak,puasa hari ini ? ” tanyaku iseng.
“ InsyaAllah mbak“ jawabnya pendek.
“wah Alhamdulillah, kuat yak pak min . saya aja mau kesini tadi males banget pak. “ sedikit curhat.
" kan sudah di niatkan mbak " jawabnya
30 menit kemudian aku menuju mushola kantor, untuk sholat dzuhur.
Disini Allah memberiku pelajaran,membuatku malu.
Sesampai di mushola Lamat lamat ku dengar lantunan ayat Qur’an
“nahnu ja'alnaahaa tadzkiratan wamataa'an lilmuqwiin fasabbih bismi rabbika l'azhiim “
Surat al waqiah,gumamku. Aku tertegun sejenak,bertanya tanya siapa pelantunya. Sedikit heran, ditengah karyawan dan pekerja lainya menggunakan waktu istirahatnya untuk tidur masih ada yang istiqomah dengan ibadahnya,bertadarus dimushola kantor. Penasaranku makin menjadi. Setelah berwudhu,Sengaja ku tengok .
Subahanallah, bapak yang beberapa menit yang lalu membereskan kabel lasnya, yang sudah berumur tapi tetap semangat bekerja walaupun cukup berat. Ya pak parmin hari ini Puasa dan tadarus dijam istirat kerjanya.
Seketika aku merenung,malu pada diriku sendiri.
Waktuku yang sering sia-sia,aku yang mengeluh jika harus bekerja sedikit agak berat dibulan ramadhan.
Terimakasih Ya Rabb, selalu mengingatkanku dengan caramu, sungguh setiap detik adalah pembelajaran :)
Trimakasih pak parmin.
Dari Mi'qol bin Yasar ra berkata, Rasulullaah SAW bersabda, "Beribadah di masa-masa sulit, bagaikan berhijrah kepadaku". (HR Muslim)
BalasHapusMakanya, di bulan Ramadhan, meskipun harus bangun pagi-pagi untuk sahur, qiyamul lail, kerja keras agar produktif di siang hari, pulangnya masih harus tarawih, tadarus, dll.. Harus tetap dilakukan dengan ikhlas dan diniatkan untuk ibadah. :-)