SEDIKIT CERITA
Mentari
masih melirik malu-malu, Bunga bunga mekar merayu ,Burung-burung turut
nyanyikan lagu,dan tanahpun basah oleh embun yang enggan berlalu.Setalah subuh
tadi aku enggan beranjak dari benda ini,ciptaan yang mengasyikan bagiku.
aku sedikit melongo melihat pesan yang dikirim di salah satu akun sosmedku.
Pengirim : Mr.
,,,....
Pesan
:
Hey kamu cantik
Kamu cantik dengan
jilbab yg kemarin.jilbab merah jambumu membuatmu ayu.
Aku
mnghela nafas panjang,muak rasanya dan Tak sampai hati aku untuk
membacanya,bukan apa-apa ini miris yang mengirimnya seorang aktivis,aktivis
dakwah yang agamis.aku masih menatap nanar layar didepanku,tak sanggup lagi aku
berfikir yang kursakan air mata ini tak tahan lagi mengalir.
Memang,aku
memang bukan muslimah aktivis dakwah yang biasa kalian panggil akhwat ,aku
bukan Akhwat yang katanya selalu dengan jilbab lebar dan aurat
tertutup rapat,aku bukan akhwat yang katanya hatinya selembut malaikat,aku jauh
dari itu dari kata ‘akhwat yang bisa jadi pedoman umat’.Aku hanya Prempuan
bisa,prempuaan biasa yang berniat memakai jilbab karena ingin taat, aku
prempuan biasa tapi aku-pun anti baju ketat,aku prempuan biasa dan yang
ku tau wanita muslim itu menutup aurat,aku prempuan muslim biasa yang jauh dari
sempurna.
Tapi
satu satu hal yang harus kau tau memang aku bukan akhwat tapi akupun
berprinsip kuat. Tak ada niat sedikitpun aku berjilbab agar dikira solehah,atau
menarik hati kalian yang disebut ‘ikhwah’.
Aku
masih tertegun belum sempat kuketik balasan pesanya itu,ah memang rasanya tak
ingin aku membalasnya,lihat saja tanpa ba bi bu dia katakan itu.Apa tak ada
sedikit kewarasan tersisa diotaknya.gumamku
kutatap
layar monitorku,kembali mataku dibuat melongo. 1 pesan darinya kembali
bertengger di akun sosmedku.
Pengirim
: Mr.
Gimana
kalo kita ta’aruf aja?ta’aruf gak dosa lho
Kembali
tak bisa ku tahan air mataku,kubiarkan menggenang membasahi mata dan pipiku.tak
habis fikir aku denganya dia yang aktivis dakwah harusnya lebih tau menjaga hijabnya.
Tega dia mengatasnamakan ta’aruf untuk kesenanganya. Tak tahan aku melihat
kelakuanya yg semakin membabi buta ini
Ingin
rasanya aku mencaci makinya,dia aktivis dakwah,yang katanya pejuang agama, yang
harusnya menjadi pedoman,yang harusnya mahfum dengan ketentuan ketentuan islam.
Rela dia dustai orang-orang yang mempercayainya menjadi panutan,rela dia dustai
agamanya.ah sepertinya memang dunia akan segera kiamat,umpatku.
Segera
Kuketik beberapa kalimat sebagai balasan
To
:Mr....
Aku
memang bukan akhwat,tapi aku berprinsip kuat.
Sama
seperti yang kau bilang akhwat jilbabku bukan untuk ditawar.
Semudah
itu kautawarkan ta’arufmu?
Ta’aruf
macam apa yang kau agung-agungkan itu jika kau mengotorinya dengan cara
ini.relanya kau dustai adik-adik mentormu ,menjaga hatimu saja kau tak
bisa.rela kau dustai agamamu dengan mudahnya kau entengkan ketentuanNya.
Tolong,aku
hanya ingin menjaga diri.
Untukmu
pendusta cukup Tuhan yang membalasnya.
Aku
klik dengan mantap tombol ‘kirim’ tak ku fikirkan lagi saat itu aku
fikirkan reaksinya dengan kata-kata dalam pesanku itu,sedikit pedas memang.tapi
itu pantas.Yang dia lakukan itu Tak hanya kali ini,berulang kali dan itu
membuatku risih.
Aku
matikan monitorku lalu,ku tengok buku agendaku
Sabtu
: - Rapat BEM di
PKM
9.00
-Persiapan LKMM dijurusan 1.00
-
Gramed
suka - suka
Hari
sabtu adalah menyenangkan bagiku,bukan karena ada yang menjemputku atau diapel
pacar baru seperti kebanyakan teman-temenku,bukan. Karena dihari sabtu selalu
tertulis manis diagendaku untuk hunting buku,ya aku gemar membaca buku,buku
apapun. Aku sengaja menaruhnya dihari sabtu bagiku itu ‘hadiah’ karna lelah
setelah sedikit bekerja keras untuk deretan jadwal dalam agendaku. Aku memang
selalu memberi hadiah-hadiah kecil untuk setiap kelelahan dan
keberhasilanku.bagiku ini penting.
Aku
segera bergegas ke PKM,kulihat PKM masih sepi,hanya kudengar samar-samar suara
tipi.
Setidaknya
ada orang,batinku.
‘Asslamu’alaikum’ sapaku.
‘
Wa’alaikumssalam
warrah matullah “ balasnya
Suara
itu tak asing ditelingaku,suara yang tegas dan merdu.suara yang sering
membuatku termangu.
Kali
ini Si pemilik suara itu tersenyum padaku.
‘Eh
nita,sepertinya kamu terlalu ontime nit.tapi sayangny gk ada wafer goodtime ‘ selorohnya.
Aku
hanya tersenyum kecil.
Aku
berlalu begitu saja,sambil sedikit berlari ke dalam ruang ketua. Padahal tak
ada yang ingin kucari disana,aku hanya mau tak berada dekat dengan dia. Jelas
aku taksanggup untuk berlama-lama menatapnya.
kulihat
dia sedikit mengernyitkan dahi,mungkin dia merasa aneh dengan sikapku hari ini.
Ya,dia
adalah lelaki yang aku kagumi sejak 2 tahun lalu.aku mengenalnya dalam sebuah
perlombaan karya ilmiah,dimana aku,dia dan beberapa teman menjadi delegasi
dalam acara tersebut. Sosok yang pendiam dan kurang ekspresif menerutku saat
itu.
Apabila
Kebanyakan orang tertawa mendengar cerita konyolku yang kusampaikan dengan cara
sedikit lebay. Tidak denganya,dia tetap sibuk dengan kameranya ato sesekali
memencet keybord Hpnya.hanya kadang melihat kearahku sambil menggeleng.
Asumsiku
sih dia kena sariawan ato,ilang kantong tertawanya.Bukan tanpa alasan aku
menuduhnya begini, beberapa teman kampusku sering bilang
‘Dasar
lo,kyknya Cuma yang ilang kantong tertawanya yang gak ketawa liat lo cerita’
Tapi
dia beda aku kagum ,dia istimewa ,dia santun,suaranya merdu,bacaan sholatnya
indah,sosok yang tenang dan teduh. Dia beda,disaat teman-teman peserta lomba
lainya sibuk berfoto foto ria dan sebagian berhahahihi mencari kenalan
wanita,kulihat dia masih khuyuk dengan dzikir dan almatsuratnya. Subahanallah
lelaki idaman mertua calon imam keluarga,gumamku.Sejak itu aku
mengaguminya terlebih karena prestasi dan kebaikanya..
Ya aku
mengaguminya.Sekarangpun aku masih mengaguminya.
-BERSAMBUNG-